Selasa, 07 April 2020

Teka-Teki Tiga Patung


Teka-Teki Tiga Patung

Dahulu kala, hiduplah seorang raja di India. Suatu hari, datanglah seorang utusan dari negara tetangga. Utusan itu membawa sebuah kotak ukir yang terbuat dari perak.

"Tuanku Baginda, raja kami mengirim hadiah ini kepada Baginda, sebagai tansa persaudaraan," kata utusan itu dengan hormat.

Raja dari India ini menerima kotak tersebut dan membukanya. Di dalam kotak itu terdapat tiga patung yang berukir indah. Bentuknya sama persis.

"Bagus sekali patung-patung ini!" kata Raja kagum.

"Tuanku Baginda, menurut raja kami, meskipun patung ini tampak serupa, mereka memiliki perbedaan masing-masing. Raja kami meminta Tuanku untuk memilih salah satu dari ketiga patung itu. Dua patung lainnya tolong dikembalikan kepada hamba," kata utusan tersebut.

Semua orang yang berada di ruangan itu merasa heran dan ingin tahu. Raja mengamati ketiga patung tersebut satu-persatu. Sayangnya, ia sama sekali tidak menemukan perbedaan. Ukiran, bentuk, mata, hidung, telinga, kaki, dan tangan ketiga patung itu, semuanya sama. Tinggi dan beratnya pun sama.

"Pasti ada perbedaan yang tersembunyi yang tidak bisa kutemukan dalam waktu singkat," pikir Raja penasaran. Raja lalu berkata pada utusan itu, "Aku perlu waktu untuk memutuskan. Silahkan engkau beristirahat di pondok tamu. Aku akan memanggilmu besok."

Ketika utusan itu telah pergi, Raja bertanya mepada para menterinya, "Apakah kalian bisa melihat perbedaan di antara ketiga patung ini?"

Semua menteri mengamati ketiga patung tersebut dengan cermat. Namun, tak seorang pun dari mereka bisa menemukan perbedaannya. Raja sangat kecewa dan memandang keluar istana. Pada saat itulah, ia melihat puteranya, Pangeran Rajiv, yang terkenal cerdas. Raja segera memanggil puteranya tersebut.

"Rajiv, anakku, seorang teman dari kerajaan tetangga mengirimi Ayah tiga patung. Ayah harus memilih salah satu dan mengembalikan dua patung lainnya. Katanya, meski ketiga patung itu tampak mirip, mereka sebetulnya memiliki perbedaan. Carilah perbedaan tersebut, anakku!" kata Raja.

Pqngeran Rajiv segera membawa ketiga patung tersebut ke kamarnya. Ia mengamati dengan cermat dan melakukan beberapa percobaan untuk mencari perbedaannya. Namun, tak ada hasilnya. Fajar hampir menyingsing. Pangeran Rajiv hampir putus asa. Tiba-tiba, ia mendapat akal.

Pangeran Rajiv segera mengambil sebuah baskom besar berisi air. Ketiga patung itu, ia masukkan ke dalamnya satu-persatu. Pangeran tersenyum melihat gelembung yang keluar dari patung-patung itu. Pertanyaan telah terjawab.

Pagi harinya, semua petinggi kerajaan berkumpul di balairung istana. Mereka tak sabar menunggu jawaban dari sang pangeran.

"Anakku, apakah kau bisa menemukan perbedaan tersebut?" tanya Raja dengan tak sabar.

"Ya, Ayah, masing-masing patung ini membawa pesan," kata Pangeran Rajiv. Semua orang memandangnya takjub. "Ada orang yang mendengarkan dengan satu telinga, dan membiarkannya keluar lewat telinga lain. Lihatlah patung ini."

Pangeran Rajiv mengambil salah satu patung. Ia memasukkan sehelai kawat halus ke lubang telinga patung itu. Ujung kawat keluar dari lubang telinga yang lain.

"Si pemberi patung berharap, Ayah tidak memiliki teman yang sifatnya seperti patung ini."

Pangeran Rajiv lalu mengambil patung kedua dan memasukkan ujung kawat halus tadi ke lubang telinga patung. Ujung kawat keluar dari mulut patung kedua.

"Ayah, patung ini menggambarkan orang yang suka mendengarkan sesuatu, lalu menceritakannya kepada orang lain. Si pemberi patung ingin agar Ayah tidak memiliki teman seperti patung ini, karena ia tidak bisa dipercaya."

Semua orang yang hadir terdiam mendengarkan penjelasan itu. Kemudian Pangeran Rajiv mengambil patung ke tiga. Ia memasukkan ujung kawat halus tadi melalui lubang telinga patung, namun ujung kawat tidak bisa keluar dari lubang manapun.

Raja segera tahu, patung mana yang harus dipilihnya. Ia pun memanggil utusan dari negara tetangga.

"Aku telah memilih salah satu dari ketiga patung pemberian rajamu. Dua patung lainnya boleh kau bawa pulang. Sampaikan hormat dan terima kasihku kepada rajamu. Pemberian ini sangat berharga."

Utusan itu pun pulang ke negerinya.

Raja lalu menyerahkan patung yang dipilihnya itu kepada Pangeran Rajiv. "Anakku, Ayah sangat bangga pada kerja keras dan kecerdikanmu," pujinya.

Pangeran berlutut dan menerima patung tersebut dengan hormat. Semua orang yang berada si ruangan itu bertepuk tangan kagum pada kecerdikan sang pangeran.
( Cerita rakyat India, The Three Statues, diceritakan kembali oleh Laurensia. )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Steve dan Gambang Kromong

Steve dan Gambang Kromong Oleh Nur Izzi Muntaha Hari ini penghuni kelasku bertambah lagi. Namanya Steve. Semua siswa di kelasku menyambut ge...