Minggu, 19 April 2020

Lukisan Maya

Lukisan Maya


Maya adalah seorang anak perempuan yang manis. Ia tinggal di tengah hutan dengan kedua orang tuanya yang miskin. Maya suka sekali melukis. Sayang, kedua orang tuanya tidak mampu untuk membelikannya alat-alat melukis. Walaupun begitu, Maya tidak putus asa.

Maya terbiasa menggambar di mana saja. Kadang di belakang kertas bekas yang dibuang orang di jalan. Kadang ia mencorat-coret tanah di halaman belakang rumahnya dengan sebatang ranting. Ia juga akan gembira jika menemukan sepotong kapur di jalan.

Lukisan Maya sebenarnya bertebaran dimana-mana. Sayangnya, tidak ada penduduk desa yang menyadari bakat Maya. Kecuali para peri, bidadari, dan kurcaci yang sering berjalan-jalan di hutan pada malam hari.

"Uwaa... Maya itu pintar melukis, ya!" seru Peri Angin kagum. Ia menemukan sepotong gambar pemandangan di tanah. Di dekat pohon ceri yang sedang berbuah.

"Betul!" angguk bidadari bergaun merah. "Lihat, gambar bulan dan bintangnya indah sekali, persis aslinya!"

"Kita minta Maya, yuk, untuk melukis dekorasi di pesta akhir tahun nanti!" usul kurcaci bercelana biru. Semua yang mendengar langsung mengangguk setuju. Mereka membayangkan meriahnya pesta mereka nanti.

Setiap akhir tahun, para kurcaci, peri, dan bidadari memang selalu membuat pesta meriah untuk menyambut tahun baru. Di pesta itu, semua berdandan cantik dan mengenakan baju yang bagus. Suasananya sangat meriah. Ada tarian, musik, dan makanan yang lezat. Tetapi, sayangnya, selama ini tempat pesta mereka tidak didekorasi.

"Kalau Maya membuat lukisan untuk dekorasi pesta kita, pasti pesta kita jadi lengkap!" seru peri mawar bersemangat.

"Ide yang bagus!" puji Ratu Peri. "Tapi, apakah Maya bersedia?"

"Maya pasti mau membantu!" ujar Peri Matahari yakin. "Aku selalu mengamati Maya. Ia anak yang baik dan suka menolong orang!"

Ratu Peri kemudian mengutus Peri Mawar, Peri Angin, dan kurcaci bercelana biru untuk mendatangi Maya.

Alangkah kagetnya Maya ketika suatu malam ia mendapat tamu. Tiga makhluk mungil bertengger di sisi kasurnya yang tergeletak di lantai.

"Siapa... kalian?" tanya Maya agak takut.

"Jangan takut!" Peri Mawar tersenyum manis. "Kami datang untuk meminta bantuanmu. Kamu mau menolong kami?"

"Apa yang bisa kubantu?" tanya Maya ramah setelah rasa terkejutnya hilang. "Aku... aku tidak menyangka bisa bertemu peri dan kurcaci. Kukira kalian hanya ada di dalam dongeng bobo."

Peri Angin tersenyum dan meniup rambut Maya. Udara yang tadinya panas, langsung terasa lebih sejuk. Maya tersenyum gembira.

"Kami ini betul-betul ada," jelas kurcaci bercelana biru. "Kalau kamu mau, datanglah ke pesta akhir tahun. Aku akan mengenalkanmu kepada seluruh penghuni hutan yang belum pernah kamu lihat."

"Oh, ya?" Maya melonjak gembira. "Senang sekali, tapi... bagaimana caranya?"

"Pertama, kami meminta bantuanmu untuk mendekorasi pesta akhir tahun nanti. Kamu mau, kan?" pinta Peri Angin memelas. Tentu saja, Maya langsung mengangguk setuju.

Beberapa hari berikutnya, setiap ada waktu luang. Maya pasti melukis di tengah hutan. Di tempat pesta akhir tahun diadakan. Maya melukis di tanah dengan tongkat ajaib milik Ratu Peri. Lukisan Maya berkilauan indah. Maya juga melukis di pohon. Lukisan itu berpendar dalam gelap. Maya juga merangkai daun, ranting, dan bunga di sana-sini sebagai penghias pesta.

Akhirnya, hari yang dinanti-natikan pun tiba. Para penghuni hutan sangat takjub melihat lukisan Maya yang tersebar di sana-sini.

Suasana pesta jadi terasa jauh lebih meriah. Ratu Peri tersenyum gembira. Maya benar-benar anak yang baik.

"Terima kasih, Maya!" seru para penghuni hutan.

Maya mengangguk dan tersenyum senang. Ini adalah saat yang tak bisa dilupakannya. Ia gembira bisa berkenalan dengan para penghuni hutan. Kurcaci, peri, dan bidadari yang semula ia kita hanya ada di negeri dongeng.



"Sebagai tanda terima kasih, terimalah ini!" Ratu Peri memberikan Maya sekantung uang emas. Juga bros emas berbentuk rangkaian bunga, persis seperti yang Maya buat untuk mereka. "Ini upah untuk kebaikanmu yang suka menolong orang," ucap Ratu Peri berseri-seri.

Betapa senangnya Maya. Dengan uang emas dari Ratu Peri, Maya membeli alat-alat lukis. Ia lalu membuka toko lukisan. Banyak sekali orang yang membeli lukisan Maya. Kini, keluarga Maya bisa hidup lebih baik.
.


.
Lukisan Maya oleh Rina M. Suryakusuma
.
.
Temukan artikel menarik lainnya di sini
Ikuti akun instagram penulis
Kunjungi juga channel youtube penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Steve dan Gambang Kromong

Steve dan Gambang Kromong Oleh Nur Izzi Muntaha Hari ini penghuni kelasku bertambah lagi. Namanya Steve. Semua siswa di kelasku menyambut ge...