Minggu, 03 Maret 2019

Lili, Liliput, dan Serbuk Kantuk

Lili, Liliput, dan Serbuk Kantuk


“Uh, malas sekali bikin PR matematika! Bikin pusing” gerutu Lili sambil melempar pensilnya ke atas meja. Ia melirik ke luar jendela. Sore-sore begini, lebih baik main-main dulu di taman, pikirnya. Lili pun segera beranjak dari meja belajarnya.

Di taman, Lili sibuk main sendiri. Teman-teman yang rumahnya berdekatan sedang mengerjakan PR. Bu Tuti, guru matematika mereka, memang memberikan banyak soal latihan. Itu karena ulangan umum sudah sangat dekat.

Tiba-tiba, terdengar suara pekikan dari sudut taman. Lili mencari sumber suara itu. Ia merangkak di antara semak-semak. Di bawah dedaunan, tampak makhluk yang sangat kecil. Ia hanya setinggi jari kelingking Lili.

“Liliput!” guman Lili terkejut. Liliput itu sedang bertengkar dengan seekor Semut Merah.

“Itu serbuk kantuk milikku! Kembalikan!” kata Liliput sambil menunjuk butiran berwarna putih bening yang dibawa Semut Merah. Namun Semut Merah malah siap menggigit Liliput!

CLEP!!!

Lili segera mengangkat si Liliput. Ia pun selamat dari gigitan Semut Merah. Manusia saja bisa gatal-gatal kalau digigit Semut Merah. Apalagi Liliput yang sekecil itu.

Lili dan Liliput berkenalan .

“Terima kasih sudah menolongku. Sebagai tanda terima kasih, aku akan melakukan apa pun permintaanmu, Lili.” Kata Liliput.

“Sungguh?  Kalau begitu, Aku minta kau mengerjakan PR matematikaku!” jawab Lili girang. “Waaah, kalau soal PR bukankah kau yang harus mengerjakannya sendiri?” tanya Liliput.

“Tapi, tadi kau bilang, akan mengabulkan semua permintaanku!” Lili cemberut.

“Baik, baik,” Liliput menyerah, “Tapi ada syaratnya, Aku bisa mengabulkan permintaanku saat kau sedang tertidur! Makanlah serbuk kantuk ini, maka kau akan segera terlelap.” Liliput memberikan beberapa serbuk kantuk pada Lili, kemudian menghilang di balik semak-semak.

Sesampainya kembali di rumah, Lili segera mencoba serbuk kantuknya. Ia mengucapkan permohonan, lalu memakan serbuk kantuknya. Rasanya manis seperti gula pasir. Tak lama kemudian, Lili tertidur. Maka dari balik gorden kamar, Si Liliput muncul membawa kawan-kawannya. Mereka naik ke atas meja belajar Lili dan mulai bekerja….

Keesokan harinya, Lili sangat puas melihat PRnya telah diselesaikan. Apalagi, ternyata jawabannya benar semua! Lili mendapat pujian dari Bu Tuti dan teman-teman sekelasnya. Lili tersenyum penuh rahasia.

Begitulah… Akhirnya, setiap kali ada PR matematika, Lili selalu menelan serbuk kantuk. Dan di saat ia tertidur, Liliput dan teman-temannya mengerjakan PR matematikanya.

Tak terasa, lama-kelamaan serbuk kantuk dari Liliput habis.

“Aduh… gimana nih! Aku enggak bisa minta tolong Liliput lagi, nih!” keluh Lili.

Akhirnya, Lili berusaha mengerjakan PR nya sendiri. Namun, karena selama ini ia tidak pernah mengerjakan PR sendiri, Lili merasa sangat kesulitan.

“Ah, barangkali kalau aku tidur, para liliput itu akan datang,” pikir Lili.

Lili akhirnya tidur sampai pagi. Sayangnya.. tidak ada liliput yang datang dan mengerjakan PR nya.

Di sekolah, Bu Tuti memarahi Lili yang lupa mengerjakan PR.

“Sekarang kamu kerjakan soal-soal PR itu di papan tulis!” seru Bu Tuti.

Lutut Lili bergetar. Mula-mula ia menuliskan soalnya di papan tulis. Tapi kemudian ia berhenti. Ia tak bisa mengerjakan soal-soal itu!

“Kenapa, Li?” tanya Bu Tuti, “Bukankah soal yang ibu berikan ini sama dengan PR minggu lalu? Waktu itu kamu dapat nilai 100! Jangan-jangan bukan kamu yang mengerjakannya ya?”

Mata Lili berkaca-kaca. Ia hampir menangis. Untung Nanda, teman sebangkunya, mengacungkan tangan, menawarkan diri mengerjakan soal tersebut.

Usai pelajaran, Bu Tuti kembali memperingatkan Lili.

“Ulangan umum tinggal seminggu lagi, ayo belajar yang benar, kalau nilaimu merah, nanti kamu tidak naik kelas!”

Lili pulang dengan lesu dan muram. Lala, kakak perempuan Lili yang sudah duduk di bangku SMP, heran melihat Lili.

“Ada apa, Li? Kok lemas begitu?” tanya Lala.
“Hiks, Lili takut enggak naik kelas, Kak…” Lili mengadu sambil menangis. Lalu ia menceritakan semuanya, termasuk tentang Liliput yang selalu mengerjakan PR nya.

“Lili menyesal, Kak! Lili enggak mau dibuatkan PR sama Liliput. Lili mau rajin bikin PR sendiri,” sesal Lili.

Lala tertawa tidak percaya. “Ah, kamu ini ada-ada saja, Li. Mana ada yang namanya liliput. Memang belakangan ini, Kakak perhatikan kamu kebanyakan tidur!  Bagaimana bisa pintar, kalau kamu malas begitu. Tapi, jangan khawatir, Kakak akan mengajari kamu matematika!”

Lili tersenyum, “Makasih, Kak. Untung ada Kakak! Lili janji enggak mau malas-malasan lagi, supaya Lili bisa naik kelas!” ujar Lili girang.

CERITA DONGENG BOBO
Oleh Antonia Dina Iguna
Dan diketik ulang oleh Muhammad Syukur Raharjo.

Temukan artikel menarik lainnya di sini
Ikuti akun instagram penulis
Kunjungi juga channel youtube penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Steve dan Gambang Kromong

Steve dan Gambang Kromong Oleh Nur Izzi Muntaha Hari ini penghuni kelasku bertambah lagi. Namanya Steve. Semua siswa di kelasku menyambut ge...